Jakarta - Jalur Jakarta – Bandung yang biasanya ditempuh hanya sekitar 2,5 jam paling lama, nggak disangka lebaran kemarin (H+2) butuh lebih 6 jam. Sejak pagi, arus kendaraan yang meluncur ke arah Bandung sudah padat, semakin siang jumlahnya semakin panjang dan merayap.
Beruntung perjalanan silaturahmi inilah.com ke Bandung kali ini ditemani Toyota Fortuner Diesel 2.5 liter M/T. Keluar dari arah Tol Cikunir menuju Bekasi Barat laju kendaraan sudah mulai tersendat. Kecepatan mobil tak bisa lebih dari 10km/jam. Untuk mencapai rest area pertama di KM 19 saja butuh waktu lebih dari satu jam.
Hebohnya, 1 km menjelang rest area, antrian kendaraan sudah panjang. Memasuki rest area lebih parah lagi, rebutan parkir, rebutan ke toilet dan antrian panjang di tempat-tempat makan. Semua tempat penuh, pokoknya penjual makanan/minuman pada hari itu panen besar.
Tak kebagian tempat istirahat di rest area KM 19, perjalanan kemudian dilanjutkan ke rest area berikutnya. Lagi-lagi untuk mencapai rest area kedua membutuhkan waktu sekitar dua jam. Ampun deh, macetnya. Nah, disaat-saat seperti ini kendaraan yang kita tumpangi kudu mantap. Nggak perlu baru, yang penting sebelum melakukan perjalanan mudik lebaran, kendaraan sudah di servis, biar nggak mogok di jalan. Terlihat cukup banyak mobil yang mogok, sehingga mengganggu laju kendaraan lain.
Kebetulan Toyota Astra Motor (TAM) meminjamkan Forturner versi minor change atau face lift terbilang baru. Jadi nggak perlu khawatir bakal mogok.
Rasa penasaran untuk mengembangkan kecepatan Fortuner versi face lift ini terpaksa ditahan dulu. Maklumlah jumlah kendaraan yang menuju Bandung pada hari kedua lebaran kemarin mencapai puluhan ribu.
Kecepatan kendaraan hanya bisa dikembangkan 10 sampai 20 km saja. Saat-saat seperti itu, kita punya kesempatan untuk memperhatikan mobil-mobil yang memadati jalur Jakarta – Bandung. Mulai dari mobil yang paling murah sampai yang paling mahal, sebagian besar didominasi Toyota, Daihatsu, Suzuki, Honda baru disusul merek-merek lainnya.
Saat melirik jarum jam di tangan, jadi kaget sendiri. Sudah tiga jam perjalanan inilah.com, tapi masih di daerah Karawang juga. Alamaaak, macetnya.
Dari kejauhan terlihat rest area di KM 57, tapi lagi-lagi antrian mobil yang akan masuk ke tempat peristirahatan itu panjangnya luar biasa. Apa boleh buat, Fortuner pun ikut antrian.
Sebagian pengemudi kelihatan mulai nggak sabaran. Ada yang buka kaca sambil melotot ke pengemudi lainnya, karena nggak dikasih masuk antrian. Waduhh, bisa berantem nih.
Begitu masuk rest area, cari tempat parkir susahnya minta ampun. Setelah dapat tempat parkir, pengen buru-buru ke kamar kecil, ampunn yang antri. Posko Toyota juga penuh.
Antrian panjang juga terlihat di sejumlah rumah makan, terlebih lagi di KFC. Terlihat muka-muka yang beringas, entah karena kelaparan, kesal, dan sebagainya menumpuk jadi satu. Pelayanan KFC hari itu benar-benar lelet. Untuk mendapatkan satu pesanan saja butuh waktu 45 menit.
Kurang lebih satu jam berada di KM 57, perjalanan ke Bandung pun dilanjutkan. Lumayan, kelihatannya arus kendaraan mulai lancar. Kecepatan kendaraan bisa mencapai 60 km/jam. Sesekali melambat hingga 40 km/jam. Tapi setelah memasuki tol Cipularang, kecepatan Fortuner bisa langsung dikembangkan.
Menggunakan mesin yang sama dengan versi sebelumnya. Unit 4 silinder 2.494 cc D-4D menghasilkan tenaga 102 dk pada 3.600 rpm dan torsi 265 Nm pada rentang 1.600-2.400 rpm.
Dengan karakter torsi seperti itu, memang tak perlu menekan pedal gas terlalu dalam saat menjelajah tol Cipularang. Kombinasi antara transmisi manual dan tenaga memadai di putaran 2.000-3.500 rpm juga membuat Fortuner cukup lincah saat overtaking.
Imbas dari karakter tersebut menjalar pada konsumsi bahan bakar (bbm) solar. Lantaran tak perlu memaksakan diri saat dipacu, Fortuner bisa menghasilkan 14,6 km/1 untuk rule tol dan 10,6 km/1 di dalam kota.
Terbilang irit mengingat bobotnya mencapai 1,8 ton. Nggak heran sudah hampir 6 jam perjalanan, jarum penunjuk konsumsi bahan bakar hanya bergerak sedikit, kurang dari satu garis.
Asyiknya lagi saat menggelinding di tol Cipularang yang terkenal bumpy itu, menggunakan Fortuner tidak begitu terasa.
Penumpang di belakang pun terasa nyaman, sehingga kecepatan bisa dikembangkan lebih dari 140km/jam. Dengan kecepatan seperti itu, sesekali turun hingga 80km/jam, sekitar setengah jam, inilah.com sudah sampai di pintu gerbang tempat penukaran tiket.
Fortuner kemudian diarahkan ke tol Pasteur. Di Jalur ini, lumayan kosong, sehingga kecepatan bisa mencapai rata-rata 100km/jam. Di jalan yang termasuk dengan aspal yang lumayan halus ini, semakin terasa enaknya mengendarai Fortuner.
Sebelum magrib atau sekitar enam jam perjalanan Jakarta – Bandung, akhirnya sampai juga di Bandung. Bumi Asih, sebuah hotel yang terletak tak jauh dari Gedung Sate, tempat yang cukup nyaman menginap di Bandung.Sumber : Inilah.Com
0 comments:
Posting Komentar