Mesin sejenis kerap digunakan oleh produsen mobil untuk beberapa tipe kendaraan. Pun begitu dengan mesin berkode 3SZ-VE yang disematkan pada Toyota Rush, Avanza 1.5S dan Daihatsu Gran Max. Bagaimana karakter mesin tersebut pada sasis berbeda?
Penggunaan mesin sejenis untuk beberapa model biasanya dilakukan produsen mobil untuk menekan biaya produksi. Tak heran bila ada satu tipe mesin dapat digunakan oleh beberapa jenis dan model kendaraan. Seperti mesin Suzuki M15A yang disematkan pada Swift, SX4 dan Baleno, atau Nissan HR15DE yang digunakan Grand Livina, Livina XR, dan X-Gear.
Pun begitu dengan produk-produk kolaborasi Toyota-Daihatsu. Mesin berkode 3SZ-VE disematkan pada banyak jajaran produknya seperti Toyota Rush, Avanza 1.5S, Daihatsu Terios dan Gran Max. Bila pada Rush, Terios dan Avanza, mesin diletakkan dengan posisi tegak, hal berbeda ada pada Gran Max. People carrier yang satu ini memiliki kompartemen mesin di kolong sehingga mesin perlu dipasang dalam posisi rebah.
Untuk penggunaan mesin yang sama pada jenis mobil berbeda, perlu dilakukan penyesuaian drive-train. Perbedaan perbandingan gigi transmisi maupun final gear inilah yang membuat karakter kendaraan menjadi berbeda meski menggunakan mesin setipe.
Berbarengaan dengan Big Test Liga Irit 3, Auto Bild tergeli-tik untuk membandingkan ke-tiga mobil peserta yang menggunakan mesin setipe. Apakah hasil akhir dalam hal konsumsi bbm ini begitu dipengaruhi oleh bentuk bodi dan posisi mesin di kendaraan?
SEKILAS MESIN 3SZ-VE
DAPUR pacu berkapasitas 1.495 cc ini dihasilkan dari penerapan bore x, } stroke berukuran 72 x 91,8 mm. Konsep overstroke ini memang cocofcs i|(|nituk mengail torsi optimal untuk diterapkan pada kendaraan yang memiliki beban kerja berat seperti minibus, MPV atau SUV.
Dipadu dengan teknologi DOHC 16 valve dan pengaturan waktu bukaan katup masuk (VVT-i), tenaga maksimum yang mampu diraihmesin ini adalah 109 dk pada 6.000 rpm. Sedangkan torsi maksimal mencapai 14,4 Nm pada 4.400 rpm.
TOYOTA AVANZA 1.5 S A/T
INILAH untuk kali pertamanya 3SZ-VE hadir di Indonesia pada bodi Avanza S. Bila sebelumnya tipe termewah Avanza ini hanya menyematkan mesin 1.300 cc berteknologi VVT-i, mulai 2006 penggantian mesin berkapasitas lebih besar dilakukan oleh Toyota.
Tetap mengadopsi penggerak roda belakang, Avanza 1.5 S ini baru terasa memiliki perbandingan yang pas antara tenaga mesin dan bobot kendaraan yang diusung. Hal ini terpantau saat melaju konstan dengan kecepatan 100 km/jam dengan posisi gigi tertinggi, takometer di dasbor menunjukan angka 3.000 rpm.
Dengan rasio final gear 5,125 pada Avanza 1.5 ber-transmisi otomatis 4-percepatan, berarti putaran mesin yang lebih rendah akan didapat Avanza S manual yang menggunakan final gear ratio 4,875 pada kecepataan yang sama. Ini jelas mempengaruhi konsumsi bbm, terutama di rute jalan tol. Ditambah dengan lekukan bodi yang aerodinamis.
Power to weight ratio terbaik pun dipegang oleh Avanza 1.5 S ketimbang Toyota Rush atau Daihatsu Grand Max. Kombinasi bobot 1.085 kg dan tenaga 109 dk, membuat 1 dk tenaga mesin hanya menanggung bobot sekitar 10 kg.
Tak heran bila Toyota Avanza 1.5 S memiliki efisiensi konsumsi bbm yang cukup baik. Hasil tes kami menunjukan angka 13,87 km/1 di jalan tol dan 10,54 untuk rute kombinasi. Namun pada kondisi 'stop and go' di dalam kota, transmisi otomatis ini hanya berselisih 0,22 km/l lebih boros dari Toyota Rush manual yang mencatat 7,21 km/l.
Suatu hal yang lumrah dan telah menjadi khas transmisi otomatis dengan kopling basah yang memiliki kerugian mekanis lebih besar ketimbang transmisi manual berkopling kering.
TOYOTA RUSH M/T
PRODUK kolaborasi kedua antara Toyota dan Daihatsu ini menghadirkan Compact SUV dengan harga terjangkau. Celah pasar inilah yang menjadi target kedua produsen dalam meluncurkan Toyota Rush dan kembarannya, Daihatsu Terios.
Penggunaan mesin 1.495 cc pada Compact SUV Toyota ini, seakan mengulang kembali keluhan yang timbul di Avanza 1.3. Dimana raun-gan mesin saat kecepatan 100 km/jam
hampir mencapai 4.000 rpm. Tingginya putaran mesin ini tentu berdampak pada konsumsi bbm di jalan tol. Tak heran bila Rush hanya mampu mencatat angka 13,62 km/1 di jalan bebas hambatan.
Transmisi ketiga produk ini me-miliki perbandingan gigi yang sama, sehingga biaya produksinya bisa lebih efisien. Namun ada perbedaan pada final gear ratio agar kemampuan mesin ini dapat dimanfaatkan dengan optimal sesuai jenis kendaraan yang menggunakannya.
Untuk Rush, Toyota menyematkan rasio final gear 5,571:1. Perbandingan ini membuat kemampuan akselerasi di kecepatan rendah menjadi cukup baik dan agresif. Apalagi unit tes kami ini menggunakan transmisi manual 5-percepatan sehingga konsumsi bbm-nya di dalam kota mampu menggungguli Avanza matik dengan 7,43 km/l. Sedangkan di rute kombinasi, Rush harus rela dilewati Avanza dengan angka 10,48 km/l.
DAIHATSU GRAN MAX M/T
BERBEDA dengan dua mobil sebelumnya, Daihatsu Gran Max merupakan People Carrier semi-bonnet dengan mesin berada di kolong. Hal ini bertujuan agar interior bisa lebih lapang dan sesuai dengan konsep mobil bisnis yang diinginkan Daihatsu.
Itu sebabnya mesin 3SZ-VE perlu dipasang dalam posisi rebah. Hal ini menyebabkan friksi piston jadi lebih tinggi karena gerakan piston perlu melawan gaya gravitasi bumi. Efeknya jelas, tingkat keausan pada dinding silinder men-jadi tidak merata.
Kondisi ini juga memangkas tenaga mesin Gran Max. Bila pada Avanza, Rush, atau Terios, mesin 3SZ-VE mampu menghasilkan tenaga 109 dk, pada Gran Max hanya 97 dk, atau terpangkas 12 dk akibat kerugian gesekan yang terjadi.
Ditambah bobot kendaraan yang mencapai 1.840 kg, power to weight ratio pun menjadi masalah tersendiri. Ini berarti setiap 1 dk tenaga mesin harus menanggung beban 19 kg. Mengatasi hal ini, Daihatsu menggunakan rasio final gear 4,875 untuk Grand Max 1.5, setara dengan Avanza 1.5 S bertransmisi otomatis.
Bentuknya yang mengotak membuat koefisien hambatan udara Gran Max lebih buruk dari Avanza maupun Rush. Hal ini tentu mempengaruhi konsumsi bbm. Dalam beragam kondisi rate yang dilalui, Gran Max selalu lebih boros dari Toyota Rush dan Avanza 1.5 S. Tercatat angka 6,98 km/l untuk rute dalam kota, 11,44 km/l di jalan tol, dan 9,21 km/l pada rute kombinasi.
Sumber : AutoBild Indonesia
18 Desember 2008
One Engine, Three Different Chasis
Labels: Bengkel
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 comments:
Posting Komentar