19 Februari 2009

Hilux In RFC : King Of The Jungle

Terkenal tangguh, Hilux pun disandingkan dengan salah satu event off-road yang terkenal ganas, Rainforest Challenge Malaysia.

Adalah UMW Toyota Motor Sdn. Bhd, distributor Toyota di Malaysia, yang ingin membuktikan reputasi dengan menerjunkan empat Hilux sebagai support vehicle pada RFC 2008 di Terengganu. "Sesuai reputasinya, kami sangat percaya dengan ketangguhan Hilux, meski harus menghadapi tantangan ekstrem seperti di Rainforest Challenge," komentar Kuah Kock Heng, Managing Director UMW Toyota Motor Sdn. Bhd.

Ini pertama kalinya sebuah Hilux generasi terbaru menjadi support car RFC. Dengan beberapa modifikasi sederhana, mereka tak hanya menghadapi ganasnya hutan tropis dan hujan monsoon. Tapi juga membantu panitia event ke lokasi lomba, serta ikut proses evakuasi dan recovery, sepanjang lomba berlangsung.

Beratnya medan yang dihadapi lantaran kondisi alam Terengganu yang tak mungkin ditawar. Hujan lebat tanpa henti, menjelang dan sepanjang lomba, memaksa panitia mengumumkan 'red alert alias siaga satu!

Nyaris seluruh bagian trek serta SCS basah berlumpur. Jangankan jip 4x4 dengan ban pacul 35 inci, orang saja sulit berjalan kaki melintasi Lumpur yang kerap tingginya rata-rata sepaha orang dewasa. Namun dengan teknik mengemudi yang tepat, rombongan Hilux tak terbendung. Bahkan saat melintasi tanjakan terjal yang licin penuh lumpur sepanjang 500 m di sektor Pasir Raja (Hulu Dungun). Cukup memanfaatkan momentum dan manuver zig-zag, dan sesekali menggunakan winch, akhirnya keempat Hilux sampai di puncak bukit.

Parahnya lagi, lantaran hujan lebat, jalur transportasi normal antara Sg Kertiah dan Sg Puah (Hulu Terengganu) pun berubah jadi lautan lumpur, tingkat kesulitannya mirip dengan Special Stage dalam lomba.

"Ini ujian sesungguhnya, baik pada manusia ataupun kendaraannya. Mengemudi non-stop, kadang sampai enam jam, diikuti recovery dalam kondisi cuaca dan trek parah memaksa semua bekerja sampai batasnya. Bila ada komponen jelek atau sampai rusak, akan makin menghambat perjalanan yang sudah sulit ini," ungkap Luis J.A.Wee, RFC.

Hebatnya, Hilux yang ikut se-jak awal sampai akhir event (5-14 Desember 2008) membuktikan ketangguhannya. "Mereka telah lolos "baptism of fire" dengan sangat baik. Tak ada mechanical breakdown, predikat Toyota Hilux sebagai pikap 4x4 legendaris bukan omong kosong" puji Luis. O

HANYA LIMA HARI
Tentu saja, Hilux tak ditterjunkan dalam kondisi perawan dengan spesifikasi showroom. Ada beberapa modifikasi simpel pada pikap double cabin itu. Dikatakan simpel, karena semuanya bolt-on, toh hanya butuh 5 hari untuk memasang. Bandingkan dengan modifikasi jip off-road kompetisi yang berlaga di RFC, selain lebih ekstrem, juga menghabiskan waktu sampai berbulan-bulan.

Spesifikasi Hilux yang ikut RFC sebenarnya sedikit dibawah Hilux yang belum lama ini dilansir di Indonesia. Perbedaan paling utama adalah mesin diesel turbo common rail direct injection berkapasitas 2.500 cc (Versi Indonesia 3.000 cc). Seandainya mereka pakai versi Indonesia, dipastikan performanya bakal lebih menggiurkan.

Proses modifikasi dilakukan oleh 4x4 Equipment Sdn Bhd. Selain menjadi workshop 4x4 tenar di Malaysia, mereka juga distributor Warn winch dan berbagai aksesori off-road terkenal. Harus diakui, kepopuleran Hilux juga memudahkan, karena sudah tersedia berbagai perangkat spesifik. "Ide dasarnya adalah memodifikasi pikap agar mampu mengangkut penumpang ke dan dari lokasi event. Filosofi dasar modifikasinya adalah menjaga agar tidak terlalu banyak mengubah spesifikasi pabrik," ungkap Steven Tan, bos sekaligus pendiri 4x4 Equipment Sdn Bhd.

Steven sudah kenyang makan asam garam dunia off-road, la mendirikan 4x4 Equipment Sdn Bhd di era 80-an. Makanya, ia pun piawai soai modifikasi off-road. Untuk proyek Hilux-RFC ini, Steven pun melakukan modifikasi sederhana, namun efektif, sesuai filosofinya tadi.

Contohnya soal suspension lift. "Secukupnya, hanya dua inci sehingga perubahan sudut pada as kopel, gardan, suspensi dan sistem kemudi masih dalam batas toleransi pabrik. Luis sebenarnya ingin ban terbesar yang bisa dipasang, tapi saya melarangnya. Kami hanya memakai ban 31 inci, sehingga mengurangi beban pada as roda," urai Steven.

Suspensi juga memakai medium duty. "Karena mobil ini akan dipakai untuk mengangkut panitia, sehingga masih butuh kenyamanan. Lain kalau digunakan sebagai pengangkut kargo atau ikut kompetisi, tentu kami pilih heavy duty" tambah Steven yang memilih produk OME yang sudah dimatching untuk lift 2 inci.

Selain itu, ada juga komponen yang tak tercantum di daftar rincian modifikasi. Komponen itu adalah dua buah protektor pelat besi custom, satu untuk melindungi tangki bbm. "Satu lagi untuk melindungi transmisi, yang kami rasa terlalu rentan untuk event sekelas RFC."

Komponen lain yang dipasang :
1. ARB deluxe winch bar, Australia
2. Warn winch 9.5XP, United States
3. Safari snorkel, Australia
4. Rear bumper c/w spare wheel carrier, Thailand
5. Local side-step c/w jacking point
6. Local side rail
7. IPF round spot lights, Japan
8. Warn winch kit
9. ARB recovery strap
10. Hi-lift jack, United States
11. Plastic fuel jerry can
12. Winch isolator, battery N70Z
13. Ban Silverstone MT117 (31 x 10.5 x R15)

Sumber : Majalah JIP, Senin, 16 Februari 2009



Related Posts


0 comments: