Secara perlahan, merek mobil premium asal Jepang mulai menggeser posisi sejumlah merek dari Eropa yang selama ini mendominasi segmen kendaraan mewah di Indonesia.
Penguatan merek premium Jepang ditunjukkan oleh peningkatan penjualan Lexus, mobil mewah yang diproduksi Toyota Motors Corporation.
Menguatnya penetrasi Lexus di Indonesia, tidak terlepas dari implementasi kerja sama kemitraan ekonomi Indonesia-Jepang (IJ Economic Partnership Agreement/EPA) yang membuat tarif bea masuk (impor duty) mobil dengan kapasitas mesin di atas 3.000 cc menjadi lebih rendah.
Dengan skema IJ-EPA, tarif bea masuk untuk model SUV dan sedan premium dari Jepang saat ini turun, dari sebelumnya 40% hingga 60% menjadi hanya 8%. Tarif bea masuk ini akan turun menjadi 0% pada 2012.
Merek Lexus yang pertama kali diperkenalkan di Indonesia pada November 2007 tersebut, saat ini berada di posisi urutan tiga besar pemain di segmen premium, menggeser Volvo, Audi dan Jaguar.
Di Indonesia, Lexus yang diageni PT Toyota Astra Motor (TAM) pada tahun lalu membukukan penjualan sebanyak 241 unit, melambung 423,91 % dibandingkan dengan 2007 yang hanya 46 unit.
"Merek Lexus hanya memerlukan waktu sekitar setahun untuk dapat duduk di posisi tiga besar pasar kendaraan premium nasional," ujar Johnny Darmawan Danusasmita, Prinsipal Lexus Indonesia, saat peluncuran model terbaru sport utility vehicle All New Lexus RX350, kemarin.
Lexus Indonesia, bahkan mencatat angka penjualan lebih tinggi dibandingkan dengan negara lain di Asia Tenggara yang telah lebih dahulu memasarkan merek ini, seperti Thailand dan Malaysia. "Kita hanya kalah dengan Singapura."
Johnny mengaku tidak terlalu berambisi mengejar pangsa pasar, tetapi lebih bertujuan menyediakan produk yang memiliki banyak peminat di Indonesia. Tahun ini, penjualan Lexus diharapkan mencapai lebih dari 100 unit seiring dengan kehadiran model SUV terbarunya itu.
Direktur Pemasaran PT Toyota Astra Motor Joko Trisanyoto mengakui perjanjian IJ-EPA telah membuat harga kendaraan premium dari Jepang menjadi lebih murah dan kompetitif dibandingkan dengan mobil dari Eropa dan Amerika Serikat yang sampai sekarang tidak memiliki kerja sama perdagangan bebas bilateral dengan Indonesia.
"IJ-EPA jelas membuat harga mobil premium dari Jepang lebih murah. Itu tentu menjadi keuntungan bagi Lexus," ujarnya.
Di atas 3.000 cc
Menurut dia, industri otomotif di Jepang hanya akan mendatangkan mobil premium dengan kapasitas mesin 3.000 cc ke atas mengingat dalam IJ-EPA hanya jenis kendaraan tersebut yang memperoleh keringanan BM.
Lagi pula, jika pabrikan mobil Jepang mendatangkan kendaraan dengan kapasitas mesin kecil di bawah 3.000 cc, langkah itu justru bisa merusak pasar Asean yang selama ini sudah dibangun. "Sebab, hampir semua pabrikan mobil Jepang memiliki fasilitas produksi di Asean."
Terkait dengan peluncuran model terbaru Lexus RX350, General Manager PT TAM-Lexus Indonesia Adrian Tirtadjaja berharap model tersebut semakin memperkuat penetrasi Lexus di Indonesia, di samping model LS dan LX.
Lexus Indonesia menargetkan mobil RX350 yang dijual dengan harga Rpl.l miliar ini terjual lebih dari 100 unit pada tahun ini. "Sebelum dirilis ke pasar, sudah ada inden sekitar 30 unit. Untuk seluruh model, outstanding kami pada bulan ini sebanyak 50 unit. Kami berharap model baru ini ikut menopang penjualan Lexus," jelas Adrian.
Lexus RX 350 merupakan generasi ketiga Seri Lexus RX. Model yang diklaim sebagai pionir mobil SUV crossover mewah tersebut diimpor dalam kondisi utuh (completely built-up) dari Jepang.
"Hampir seluruh konsumen Lexus berasal dari DKI Jakarta dan hanya sebagian kecil dari kota besar lainnya seperti Bandung, Surabaya dan Medan."
Sumber : Bisnis Indonesia, Kamis, 12 Maret 2009
14 Maret 2009
Lexus Kikis Dominasi Merek Eropa
Labels: Lexus
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 comments:
Posting Komentar