23 Januari 2009

Komparasi Toyota Fortuner G M/T vs Chevrolet Captiva Sport D A/T vs Ford Everest XLT 2.5L TDCi

Ekspedisi Merapi

Kisah mbah Marijan terpisahkan dari gunung Merapi. Namun banyak kisah heroik kuncen abdi dalem Yogyakarto hadiningrat lain yang tak kalah seru. Kemurkaan Merapi dihadapi kepasrahan mendalam. "Semua berpulang kepada Gusti Allah," terang Sadjiman, yang dalam 'KTP' keraton dianugerahi nama alias Suraksohaldoko.

Keseharian Sadjiman yang berumur 47 tahun terdengar sepele. Seperti merapikan batu-batu penghalang jalan setapak menuju puncak Merapi. Namun kemampuan jelajahnya, bisa 2-4 jam berjalan kaki dari puncak tertinggi yang bisa dicapai Fortuner, Captiva dan Everest. Kebaikan hatinya bukan cuma menuntun pencinta alam menikmati gunung yang sejak 1548 sudah meletus 68 kali itu, tapi juga membantu ekspedisi trio SUV diesel. Sadjiman membantu melaporkan komparasi tiga SUV diesel dari ketinggian 2.980 m di atas permukaan laut.

Akomodasi
Sama-sama sanggup menampung 7 orang penumpang, hanya sedikit perbedaan antara ketiga kompetitor. Untuk ruang kaki tampaknya Fortuner paling lega. Posisi duduk nyaman dan kaki tidak tertekuk. Everest walau kapasitas bagasi paling luas, tapi ruang kaki tidak selega Fortuner. Sedang Captiva yang memang memiliki ruang kabin terkecil harus rela berada di urutan terakhir.

Beda saat ingin mengangkut barang. Ruang bagasi Everest menjadi paling besar. Apalagi dibantu pelipatan jok yang simpel, cukup lipat sandaran jok ke depan, apabila masih kurang jok masih bisa dilipat mendekati bangku baris kedua. Akan terlihat bagasi simpel dengan dayaangkutmaksimal.

Sama hal dengan Captiva, membesarkan ruang bagasi cukup hanya dengan melipat sandaran jok, maka tercipta lantai bagasi yang rata. Untuk meletakan barang Captiva memiliki keunggulan sendiri. Kaca belakang bisa dibuka terpisali dengan pintu. Sangat praktis untuk menaruh barang-barang yang tidak terlalu besar.

Fortuner yang banyak makan tempat hanya untuk meletakan jok. Setelah melipat sandaran jok, harus melipat jok kesamping menutupi jendela belakang. Alhasil, ruang bagasi banyak tersita hanya untuk meletakan bangku.

Kesimpulannya, Everest menjadi pemenang untuk daya angkut. Kelegaan ruang dibantu kemudahan sistem pelipatan jok menjadi poin lebih. Sedang Captiva yang memiliki tingkat kepraktisan tinggi, namun dimensi bagasi yang tidak terlalu besar menjadikan nilainya sejajar dengan Fortuner. Sayangnya untuk Fortuner walau memiliki ruang bagasi yang cukup besar namun tersita saat melipat jok baris ketiganya.

Performa
Soal performa, Captiva ( 2.000 cc) menghasilkan performa terbaik, daya maksimum 150 dk/4.000 rpm dan torsi puncak 320 Nm/2.000 rpm.Tampak paduan mesin dan transmjsi otomatik tiptronik memberikan akselerasi baik layaknya manual, yang menjadi satu-satunya pilihan untuk Fortuner diesel ini. Sementara Everest, belum melengkapi diri dengan fasilitas pada transmisi otomatik seperti Captiva.

Sedangkan antara Everest dan Fortuner (2.500. cc), daya dan torsi puncak Everest yang juga menggunakan variable geometry turbo seperti Captiva (142 dk/3.500 rpm dan 330 Nm/1.800 rpm), jauh lebih besar dari Fortuner, akselerasinya lebih baik, padahal transmisi otomatiknya memiliki respons sedikit lebih lambat dibanding transmisi manual Fortuner. Daya maksimum Toyota Fortuner memang paling rendah (102 dk/3,200 rpm), namum torsi puncak merata (200 Nm/1.400-3.400 rpm). Sehingga pas di segala medan, baik di tol Cipularang, maupun rute naik-turun di sekitar Nagrek, Jabar. Namun kala memanjat kaki gunung Merapi, perlu sedikit ngotot mempertahankan putaran mesin agar Fortuner mampu mengejar laju rival-rivalnya.

Konsumsi BBM
Siapapun akan memberikan perhatian lebih soal konsumsi bahan bakar. Baik yang berada dalam ruang sejuk berAC dalam kamar hotel berbintang maupun embusan angin sejuknya di lereng Dieng. Dengan jarak tempuh lebih dari 1.800 km antara Jakarta dan Yogyakarta, hingga ke lereng gunung Merapi, tercatatlah penggunaan bahan bakar solar yang diminum masing-masing SUV ini.

Ada pendapat soal mobil berkapasitas mesin besar otomatis menenggak bahan bakar lebih banyak. Namun jika melihat hasil uji coba ini Chevrolet Captiva agaknya menggeser hal tersebut. Memang SUV clengan kontur membulat ini memiliki performa istimewa, namun soal konsumsi bahan bakar agaknya ia mesti bersaing dengan Toyota Fortuner yang memiliki mesin dengan kapasitas lebih besar.

Tampaknya dapur konsumsi bahan bakar adalah sisi istimewa buat Toyota Fortuner konsumsi solarnya relatif sama dengan Captiva! Sementara Ford Everest memang menunjukkan bahwa mesin bertenaga besar memang lebih haus!

Kenyamanan
Menikmati perjalanan di atas SUV ternyata nikmat juga. Secara garis besar, ketiga peminum Solar ini cukup nyaman buat melintas jalur Jakarta-Yogyakarta melalui jalur selatan. Lewat tol tidak diragukan lagi, meski jangkung mereka tetap stabil dan nyaman tanpa banyak goyangan. Asal jangan terlalu ekstrem bermanuver karena bodyroll bakal sangat terasa.

Melintas jalur Nagrek masih nyaman karena baru diaspal. Namun begitu masuk daerah Majenang, banyak lubang mengadang di jalan. Dengan ban besar dan ground clearance tinggi, jadi pede melibasnya. Ton guncangan tidak terlampau terasa di kabin. Mengutip komentar salah satu kru redaksi, "Jalan kayaknya mulus aja, kok."

Meski demikian, ada perbedaan karakter dari ketiga SUV. Fortuner menawarkan jok yang lebih nyaman ketimbang Everest dan Captiva. Jok Captiva relatif lebih keras. Sedangkan buat pengemudi, kenyamanan nyetir maksimal disediakan Fortuner dan Captiva dengan setelan ketinggian pada kursinya.

Selain jok, kelembutan suspensi Fortuner pun sudah teruji. Meski masih mengandalkan
ladder frame, mobil dengan tenang melibas jalan bergelombang tanpa banyak guncangan. Kondisi jalan buruk pun cukup banyak diredam suspensi Captiva dan Everest. Hanya saja bantingan keduanya relatif lebih keras, terutama suspensi bagian belakang. Hal ini terasa sekali saat melintas polisi tidur. Bagian moncong mobil sudah lewat dengan mulus, namun bagian belakang relatif menyentak.

Iklim kabin punterjamin pada ketiga SUV. Soalnya semua punya AC dengan sistem double blower. Pengemudi pun masih punya kuasa buat mengaktifkan. Toh kalau tidak ada penumpang enggak perlu hidup bukan? Bedanya, Fortuner dan Everest punya kisi-kisi di atas plafon. Sedangkan Captiva hanya punya satu kisi-kisi di sebelah kiri belakang. Kisi-kisi itu juga dilengkapi dengan pengatur kipas blower.

Fitur
Membahas keunggulan fitur di mobil SUV diesel ini benar-benar harus secara detail. Perbedaan fitur standar di mobil membuatnya tergolong sulit untuk memutuskan. Seperti Ford Everest, memiliki banyak cup holder. Baik itu di depan, konsol tengah maupun jok paling belakang sekalipun. Tiap sisinya terdapat lubang untuk menempatkan minuman.Tapi ternyata hal ini tak cukup membuat Everest bisa melenggang puas. Pasalnya Toyota Fortuner juga memiliki banyak cup holder yang masih ditambah dengan folder persis di depan lubang AC sehingga minuman bisa tetap dingin.

Beralih ke kelengkapan lainnya. Seperti lampu sein yang ada di spion, tiap SUV sudah disediakan, namun hanya Everest yang memiliki lampu tersorot ke bawah untuk menyinari sekeliling ketika pintu terbuka, Disini Everest unggul. Masih di spion, Toyota Fortuner unggul karena bisa dilipat secara elektrik, sedang Everest dan Captiva tidak bisa. Sedikit banyak membantu ketika melewati jalan sempit sehingga tangan tak perlu keluar untuk melipat spion.

Fitur sebagai faktor penambah kenyamanan berkendara tergambar di Toyota Fortuner. Dengan display yang cukup imut jika dibanding bodinya, Fortuner memiliki Multi Information Display (MD) yang bisa menampilkan konsumsi solar yang terpakai secara rata-rata dan suhu luar. Ini yang tak dimiliki kedua kompetitomya. Selain itu foglamp sebagai pembantu ketika melewati daerah berkabut ditemui pada Everest dan Fortuner.

Namun untuk urusan in car entertainment Captiva dan Fortuner bisa bersaing. Keduanya sama-sama sudah bisa dijadikan monitor walau di Captiva masih bersifat optional, namun setidaknya unggul dibanding Everest yang hanya bisa cd saja.

Secara keseluruhan, Fortuner menjadi terdepan di soal fitur ini. Karena masih ditambah adanya sensor parkir yang juga ada di Everest. Sayang Fortuner hanya tersedia manual. Sedang rivalnya terdapat otomatis.

Style
Tidak bisa dipungkiri kalau style dari ketiga SUV ini memiliki kekuatan yang sama. Toyota Fortuner dengan bodi besarnya yang sedikit membulat terasa pas dengan bentuk lampu depan yang besar dan sein yang terintergasi di dalam batok. Bagian buritan juga tak membosankan. Dengan lekukannya disamarkan oleh bentuk lampu yang cukup lebar.

Pada SUV diesel yang di test Ford Everest memiliki tampang yang terbilang konservatif. Pasalnya bentuk muka serba kotak seperti mobil bukan pada zamannya. Selain itu masih ditambah pula dengan kap mesin yang benar-benar rata. Hal ini membuat tiap ujung kap mesin bisa terpantau dengan mudahnyasehinggatak perlu ragu ketika membelok. Tak hanya bentuk depan saja yang kotak, samping dan buritan juga sangat kotak.

Sedang untuk Chevrolet Captiva, dimensinya terbilang paling kecil jika dibanding rivalnya. Walau demikian tak lantas membuatnya menjadi kaku. Bentuk depan dan buritan justru paling rounded. Ini justru membuatnya cantik diantara Fortuner dan Everest yang terkesan gagah. Semakin terlihat membulat berkat aplikasi bentuk lampu belakang layaknya telor digoreng 'mata sapi'. Kesan sport dan suka 'berlari' timbul di Captiva berkat hadirnya kedua moncong kanlpotyang bernuansa krom.

Perihal pintu belakang, semuanya memiliki kemudahan ketika memasukkan barang saat ekspedisi Merapi di jalankan. Pintu Everest terbuka dengan lebarnya. Sedang Fortuner dan Captiva pintunya terbuka ke atas. Namun di Captiva, kaca belakang juga bisa terbuka ke atas. Memudahkan menaruh barang. Selain itu, bisa memotret sisi belakang mobil tanpa harus membuka pintu yang kadang kala justru tidak aman.

Lihat aplikasi ini, Everest benar konservatif namun tetap memberi kemudahan bagi siapapun juga.

Value for Money
Menjajaki kota Klaten hingga ke pesisir Parangkusumo, sampai menapaki jalur terjal di lereng gunung Merapi dan mampir sejenak ke dataran tinggi Dieng di Jawa Tengah, rasanya cukup terakomodir dengan ketiga SUV bermesin diesel dengan torsi besar khas mobil peminum solar, belum lagi bodi jangkung yang paling pas untuk menjelajah hingga berbagai pelosok dengan kondisi jalan kurang ramah untuk dijamah mobil dengan ground clearance rendah.

Bicara banderol retail on the road (OTR)-nya, Ford Everest XLT 2.5LTDCI 4x2 memiliki harga paling rendah (Rp 310,7 juta), tetapi ada keistimewaan tersendiri, yaitu sudah meggunakan transmisi otomatik. selain itu keleluasaan interior juga jadi andalan SUV dengan nama puncak gunung tertinggi di dunia itu. Kapasitas angkut barang dan orang pun jadi keistimewaan. Soal daya tahan? Ford sudah lebih dulu melanglang buana dengan mesin dieselnya, lewat 'kembaran' double cabnya, Ranger.

Sementara posisi tengah diduduki Chevrolet Captiva 2.0 Sport D A/T seharga Rp 324,345 juta yang juga matik dengan kelengkapan triptonik. Boleh dibilang ini merupakan pendatang baru SUV diesel di tanah air, tetapi soal tarikan mesin memang diunggulkan oleh SUV berlogo Bow Tie ini.

Sedangkan Toyota Fortuner 2.5 G merupakan satu-satunya peserta komparasi ini yang hanya dijual dalam versi transmisi manual, merupakan varian SUV diesel dengan harga retail paling tinggi. Tetapi didukung dengan brand image cukup baik dan kelengkapan yang memadai.Tentunya ini cukup sebanding dengan konsumsibahan bakarnya yang cukup irit.

Kesimpulan
Fortuner dan Captiva sangat menonjol di komparasi ini. Kaizen Toyota mengisyaratkan platform mesin yang sama seakan inilah Innova diesel versi jangkung. Mesin dan transmisi yang sederhana klop dengan kurva penilaian yang konstan di semua lini.

Hal menonjol dari Fortuner ada pada konsumsi BBM dan kenyamanan yang di atas rata-rata. Selebihnya, hal-hal yang terlihat simpel malah menjadi kekuatan Fortuner.

Hal berbeda dengan Captiva yang terlihat high end. Setidaknya terlihat dari transmisi triptonik yang sangat fun. Begitu juga dengan mesin yang powerful dengan teknologi Variable Geometry Turbo dan harga yang tergolong baik. Pilihan bagus buat Anda yang berani keluar dari pakem yang ada.

Sementara Everest memberikan dinamika dalam komparasi ini. Akomodasinya paling baik dibanding yang lain. Tentunya dengan pengalaman ketangguhan yang sudah disuguhkan sebelumnya.

Sumber : Tabloid Otomotif



Related Posts


2 comments:

Unknown mengatakan...

Assalamu alaikum... kali ini saya hadir dan bergabung bersama kalian yang mungkin hanya mencari rejeki lewat angka mistik /keramat akan tetapi semua itu akan tercapai dengan catatan memiliki keyakinan penuh tetap berusaha & tidak putus asa,mari putar balik keadaan dan dapatkan hoki anda pada angka angka yang super akurat hasil dari ritual.2D,3D,4D,HBG./AKI DARMO, dinomor: (((_082- 31O-143-355_))).Ingat putus asa bukan jalan menuju sukses terimah kasi.......?




Assalamu alaikum... kali ini saya hadir dan bergabung bersama kalian yang mungkin hanya mencari rejeki lewat angka mistik /keramat akan tetapi semua itu akan tercapai dengan catatan memiliki keyakinan penuh tetap berusaha & tidak putus asa,mari putar balik keadaan dan dapatkan hoki anda pada angka angka yang super akurat hasil dari ritual.2D,3D,4D,HBG./AKI DARMO, dinomor: (((_082- 31O-143-355_))).Ingat putus asa bukan jalan menuju sukses terimah kasi.......?





Admin Patrick mengatakan...

Wah pengen deh punya salah satu diantara dua Mobil SUV Tangguh dan Sporty Terbaik ini :D