03 Maret 2009

Vios Tetap Menjaga Janjinya

Setelah melewati 20.000 km, Toyota Vios Long Term Test kembali Kami hadapkan dengan tes efisiensi. Mengarungi lalu lintas dalam kota dan bebas hambatan, apakah Vios tetap hemat?

Tidak dapat dipungkiri, salah satu nilai penting dari sebuah kendaraan adalah efisiensi kerja mesin. Hal tersebut haruslah menjadi pertimbangan saat membeli mobil, terlebih di masa sulit seperti saat ini.

Mesin berkode 1NZ-FE yang diusung Vios generasi kedua ini memiliki kapasitas mesin 1.497 cc 4 silinder. Sementara teknologi katup VVT-i bertugas mengoptimalkan kinerja mesin untuk memberi konsumsi yang ekonomis tanpa mengurangi performanya.

Sistem Intelligent Throttle-by- Wire ETCS-I (Electronic Throttle Control System with Intelligent) juga memberi andil dalam mengatur pembakaran bahan bakar secara efisien sesuai kebutuhan mesin. Catalytic converter yang diusungnya juga sudah memenuhi standar emisi Euro III.

Selanjutnya teknologi Super ECT (Electronic Controlled Transmission) pada transmisi otomatis 4-percepatan, bertanggung jawab untuk menyalurkan tenaga mesin ke roda depan dengan tingkat kerugian yang rendah.

Untuk membuktikan efisiensi yang mampu diraih Vios setelah menempuh 22.304 km, kami kembali melakukan serangkaian tes dengan menggunakan bahan bakar beroktan RON 92 tanpa timbal sesuai yang direkomendasikan. Namun bukan berarti Vios takmampu mengkonsumsi bahan bakar dengan oktan RON 88 atau setara Premium tanpa unsur timbal.

Pengetesan pertama dilakukan menggunakan metode yang sama dengan prosedur pengukuran konsumsi bbm pada pengetesan mobil baru. Kami mengujinya pada kecepatan rata-rata 100 km/jam, 80 km/jam, dan 60 km/jam di jalan bebas hambatan dengan kondisi AC aktif dengan jarak tempuh minimal 100 km per pengetesan.

Dengan bobot 1.050 kg plus beban 120 kg untuk seorang pengemudi dan bahan bakar penuh di tangki bbm, Vios mampu meraih figur konsumsi bbm 18,5 km/liter pada kecepatan konstan 100 km/jam. Terpaut 0,3 km/ liter di bawah hasil pengetesan perdana.

Figur konsumsi bbm rata-rata, jarak tempuh, sampai dengan kecepatan rata-rata sangat mudah dipantau berkat fasilitas MID (Multi Information Display) pada panel instrumen. Namun sebagai data pembanding, kami juga menggunakan perangkat GPS.

Tes berlanjut dengan kecepatan konstan 80 km/jam di mana kecepatan rata-rata ini diasumsikan untuk kondisi lalu lintas yang ramai lancar. Pada kecepatan ini Vios mampu mencapai 22 km/liter. Berselisih 0,4 km/liter di bawah pengetesan pada kondisi baru.

Sebagai pengetesan terakhir, kami menempuh kecepatan minimum yang diizinkan di jalan bebas hambatan yakni 60 km/jam. Hasilnya, Vios mampu mencatat angka impresif sekaligus menjadi Small Sedan teririt di kelasnya. Untuk 1 liter bbm, Vios bisa menempuh jarak 24,8 km. Lebih baik dari pengetesan awal setelah menempuh jarak 100km.

Sedangkan untuk kondisi dalam kota, kami mengujinya ketika kepadatan lalu lintas mulai tinggi di sore hari. Dipadu gaya mengemudi normal dengan kecepatan rata-rata yang mampu dicapai 24,7 km/jam dan jarak tempuh mencapai 103,2 km, diperoleh 11,4 km/liter. Dari hasil ini, degradasi konsumsi bbm yang terjadi adalah 0,3 km/liter.

Semua selisih konsumsi bbm yang muncul baik pada tes di jalan bebas hambatan maupun di jalan raya tidaklah signifikan. Terlebih ketika menghadapi tingkat kemacetan yang begitu bervariasi. Sehingga performa efisiensi Vios pada jarak tempuh lebih dari 20.000 km ini, bisa dikatakan mirip dengan hasil tes ketika mobil masih baru.

Dengan angka konsumsi bbm kombinasi 15,05 km/liter, dan tangki bbm Vios diisi 42 liter, Anda bisa menempuh 623,1 km dengan biaya Rp 243,6 ribu. Jarak itu setara dengan perjalanan Jakarta ke Magelang tanpa perlu mengisi bensin. Singkatnya, Vios mampu memenuhi janjinya sebagai 'The Fuelsaver' walau jarak tempuh pemakaiannya sudah tinggi.

Sumber : AutoBild, Selasa, 24 Februari 2009



Related Posts


0 comments: