Toyota Prius 'menyelamatkan' keluarga John Sweeney saat badai salju memutus aliran listrik ke rumah mereka, Desember lalu. Selama empat hari, Prius berubah fungsi jadi generator darurat menyuplai listrik untuk penghangat makanan, lampu hingga TV.
Tentu saja, tetangga dan banyak orang yang kemudian bertanya-tanya bagaimana Sweeney bisa mengdapatkan listrik dari Prius-nya. Karena itu Sweeney menulis pengalamannya di situs Harvardpress.
Pria yang memiliki pendidikan insinyur listrik ini , punya sejarah panjang bersentuhan dengan teknologi mobil hybrid. Dimulai saat mengerjakan tugas akhir kuliahnya, yaitu tentang disain mobil hybrid. Saat itu dekade 70-an ketika dunia sedang mengalami krisis energi. Sejak itu minat dan perhatiannya terhadap perkembangan mobil hybrid semakin kuat. Ketika Toyota Prius generasi kedua diluncurkan, dia termasuk yang pertama membelinya. Dia juga terlibat forum-forum diskusi online yang membicarakan aneka cara untuk mendapatkan energi listrik dari Prius saat darurat.
Sweeney juga akrab dengan teknologi pembangkit energi listrik alternatif. Kebutuhan listrik rumah musim panasnya seluruhnya didapat dari energi angin. Dua kincir angin menggerakan generator pembangkit listrik yang disipan dalam battery 12 volt DC. Arus listrik ini dirubah jadi 120 AC dengan menggunakan inverter. Selanjutnya dipakai kebutuhan aneka perlengkapan rumah tangga. Dengan latar belakang seperti itu, tidak heran, Sweeney bisa mengekstraksi listrik dari Prius.
Yang dilakukan pertamakali, Sweeney menghitung potensi listrik yang bisa di ekstraksi dari Prius.
Salah satu komponen Prius adalah DC-DC converter yang mengubah energi listrik 200 volt DC dari drive battery menjadi 12 volet DC. Meskipun battery mobil disebut bertegangan 12 volt, aktualnya 13.7 volt 14.4 volt. Bila DC-DC converter bisa mengalirkan arus hingga 100 Amp. Maka daya yang bisa dihasilkan Prius adalah 13.7 x 100, sama dengan 1,370 watt, papar Sweeney. Karena sistem elektronik Prius butuh 300 watt maka ada sisa 1000 watt yang bisa di pakai.
Dengan menggunakan inverter 1000watt, Sweeney mengalirkan listrik ke dalam rumah. Sweeney memasang alat khusus untuk memutus arus jika kebutuhannya lebih dari 1000watt. Listrik itu dipakai untuk menghangatkan makanan di malam Natal, TV dan lampu rumah.
Prius sendiri diposisikan agar knalpot menghadap ke luar untuk menghindari resiko terpapar emisi karbon yang tidak berbau. Prius di posisikan di ready mode. Seluruh asesoris dimatikan, khususnya sistem climate control, lampu dan stereo, karena mereka ini pengguna daya listrik paling banyak, kata Sweeney.
Dalam posisi ready mode, mesin Prius siap bekerja memasok tenaga listrik jika battery membutuhkannya. Jika climate control tetap hidup, mobil akan menyalakan mesin jika mendeteksi kebutuhan untuk mendinginkan atau menghangatkan ruang interior. Ini boros listrik dan boros bensin.
Dengan mode itu, mesin Prius hidup selama lima menit setiap setengah jam untuk mengisi ulang drive battery, kata Sweeney. Total selama empat hari, keluarga Sweeney memakai 17kWh listrik dari Prius. Sedangkan bensin yang dipakai sekitar lima gallon (18.9 liter).
Hal ini juga bisa dilakukan dengan mobil konvensional, bukan hybrid. Mobil dibuat idle secara konstan. Mobil saya yang lain membutuhkan setengah gallon untuk setiap jam dalam kondisi idle. Jadi untuk mobil biasa, membutuhkan sekitar 40 galon (151.4liter) bensin selama 80 jam, jika dipakai untuk generator darurat, papar Sweeney.
Kelebihan lain, menurut Sweeney, Prius adalah mobil rendah emisi dengan catalytic converter sangat efisien. Ini berbeda dengan generator biasa yang tidak dilengkapi catalytic converter.
Sumber : Toyota Indonesia
31 Januari 2009
Prius PENYELAMAT saat badai salju
Labels: Prius
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 comments:
Posting Komentar