Sedan 4 pintu ini memang yahud buat harian. Kabin penumpang luas dan nyaman serta mesin tipe 1ZZ-FE yang bandel, kerap jadi andalan pejabat dan pengusaha untuk dinas kantor maupun pelesir keluarga. Selain lincah, konsumsi BBM juga hemat (1 liter :10 km).
Karena 'bandel', justru membuat pemilik lengah. Apalagi keluaran pertama yang sudah berusia 9 tahun, waktunya berbenah komponen. Altis pertama (2001-2002) dengan pasaran sekitar Rp 105-115 juta (tipeJ, M/T).
"Namanya mobil berumur, komponen sudah mulai lelah," urai Budi Prasetiyo, kepala bengkel Tunas Toyota Cawang, Jaktim.
Engine Belt
Sabuk karet penggerak puli kruk as, alternator dan kompresor AC ini jelas memiliki umur pakai. Suhu tinggi mesin dan pergerakan belt yang rutin dan terkadang ekstrem selama bertahun-tahun membuat material karet menjadi fatique (getas). Indikasi bisa dilihat dari pinggiran belt yang retak-retak.
Jangan tunggu sampai putus saat mobil sedang jalan karena pengisian (recharging dan AC mendadak mati. Barang penggantinya pastinya ready stock dengan harga terjangkau (Rp 175 ribu). Baik yang genuine Toyota maupun yang aftermarket. Tetapi sebaiknya gunakan yang berkualitas bagus karena fungsinya cukup vital.
Alternator
Pembangkit listrik direct current 12 Volt yang digerakan oleh pulley crankshaft ini memiliki tugas mengisi ulang aki yang listriknya terpakai oleh mobil. Meski alternator memiliki umur pakai cukup lama, tetap saja arang penghubung angker dan kumparan bisa pupus dimakan usia.
Bila pengisian masih dirasa normal, lakukan saja servis berkala dengan rentang waktu 1 tahun sekali. Biasanya arang penghubung alias brush mulai menipis. "Jangan tunggu alternator tak berfungsi karena bisa merambat ke komponen lain," jelas Supardi dari bengkel Cahaya Dinamo di Kebon Jeruk, Jakbar. Biayanya juga tak mahal, antara Rp 100-150 ribu.
Bushing Arm
Mobil enak diajak ngebut tanpa body roll di jalan tol sangat dipengaruhi dari tugas bushing arm belakang, selain dari sistem suspensi. Altis yang sudah uzur dipastikan memiliki bushing arm yang sudah afkir, apalagi kalau selama pemakaian lebih sering menghajar lubang dan jalan rusak.
Pilihan pengganti bisa 2 macam, versi assembly yang dipaket dengan 'tulang' alias arm set atau hanya membeli karetnya saja. Versi pertama adalah untuk suku cadang genuine Toyota sementara karet bushing untuk paket hemat versi aftermarket.
As Roda
Terlahir penggerak roda depan, as roda pegang peran vital sebagai rangkaian drive train. Ditambah joint yang kerap dipakai roda depan untuk belok. Umumnya Altis memiliki konstruksi as roda solid karena memang dirancang tahan banting.
Toh, tetap tak bisa menjadi patokan bila rute sehari-hari banyak menghantam jalan berlubang atau bumpy. Belum lagi kebiasaan belok patah saat parkir. Bila sudah ada indikasi bunyi gluduk..gluduk saat setir belok, bisa jadi as roda mulai afkir.
Slang Radiator
Karet berbentuk pipa sebagai jembatan air antara mesin dan radiator ini juga perlu diremajakan. Sebab material karet yang selalu dialiri air panas pasti tak bisa bertahan selamanya. Umumnya sanggup 3 tahun, tetapi bisa juga lebih cepat.
Radiator hose yang banyak tersedia di sentra onderdil juga tersedia dalam berbagai macam merek dan kualitas dengan rentang harga antara Rp 75-150 ribu. "Kalau versi genuine cukup mahal tetapi pakai yang versi KW juga sudah kuat kok," jelas Agung Waluyo yang spesialis parts Toyota ini.
Aki
Jangan segan melongok tampungan listrik bernama baterai alias aki. Meski bentuknya kotak kecil dan berkemampuan tak sampai 50 A, fungsinya vital mensuplai listrik ke seluruh komponen mobil.
Rata-rata berumur setahun, tetapi ada juga yang mencapai 2 tahun. Bila Altis kesayangan sudah mencapai 8 tahun, seharusnya sudah 4-5 kali mengganti aki. Pastikan gunakan baterai berkualitas baik karena tanpa aki, mobil tak bisa jalan sama sekali. Harganya bervariatif mulai dari Rp 400 sampai Rp 1 juta (maintanance free).
Power Steering
Perangkat ini juga rawan bocor untuk Altis tua. Apalagi sistem masih hidrolis. "Sil menahan beban tekanan besar sehingga berakhir dengan kebocoran," jelas Budi.
Bila as steering rack tak 'luka', berarti kebocoran dari sil yang sudah melar. Di sentra onderdil tersedia kitpower steering versi asli atau KW. "Tetapi kalau kebocoran berasal dari as, biaya bisa membengkak karena harganya jutaan rupiah," jelas Agung dari Putra Agung Motor di sentra onderdil Palmerah, Jakpus.
Sil Kruk As
Lagi-lagi seputar sil tetapi kali ini penahan cairan di mesin. Tepatnya sil kruk as. Untuk Altis yang sudah lebih dari 7 tahun, harus waspada karena pelumas mesin cepat habis karena bocor.
Indikasinya mesin yang basah atau kotor karena cipratan oli seputar crankshaft pulley. Meski tak seberapa mahal (sekitar Rp 300 ribuan), tetapi harus turun mesin dengan biaya Rp 600 ribuan. Total biaya nyaris Rp 1 juta hanya untuk sebuah sil karet? Pertimbangkan lagi bila oli meler dekat puli kruk as.
Master Kopling Bawah
Toyota Corolla Altis bertransmisi manual sering mengalami kopling berat atau bagel saat pedal diinjak. Ini lantaran master kopling bawah sudah mulai seret (tidak normal) karena kotoran atau endapan akibat oil hidraulis.
Minyak untuk mengoperasikan transmisi juga memiliki masa pakai. "Idealnya dikuras setiap 100.000 km bila tak ada kebocoran," jelas Budi. Kalau di Toyota harus beli assembly, di sentra onderdil bisa beli kit seharga Rp 200-250 ribu.
Release Date : Rabu, 17 Februari 2010
Media : Otomotif, at page 15, size 1850 mmk
Journalist : KI:X
19 Februari 2010
Kompak Bermesin Badak
Labels: Corolla Altis, Mobil Bekas
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 comments:
Posting Komentar